Selasa, 29 Januari 2013

Perkembangan Dalam Masa Anak Sekolah

Apakah perlu masuk taman kanak-kanak sebelum sekolah dasar?

TK adalah jembatan antara rumah dan sekolah. TK merupakan transisi dalam proses pendidikan. Perbedaan antara anak yang masuk TK sama langsung masuk di SD ialah mereka lebih “betah” duduk, mengenal disiplin, perkembangan sosialnya lebih matang. Di TK anak dibimbing melepaskan dirinya dari kebiasaan dirumah. Di TK lebih diutamakan kegiatan bermain daripada belajar. Alas an itulah yang mendorong orang tua cenderung memasukkan anaknya ke TK.

1.    Syarat-syarat masuk sekolah

Anak-anak yang berumur 6 atau 7 tahun dianggap matang belajar di SD jika:
•    Kondisi jasmani cukup sehat dan kuat
•    Ada keinginan belajar
•    Fantasi tidak lagi leluasa dan liar
•    Perkembangan perasaan social telah memadai

Selain syarat-syarat diatas, masih ada syarat tambahan untuk mengikuti pelajaran, yaitu:
    Fungsi jiwa (daya ingat, cara berfikir, daya pendengaran)
Fungsi-fungsi itu diperlkan untuk belajar membaca, menulis, dan berhitung.
    Anak memperoleh cukup pengalaman dalam rumah tangga untuk dasar pengajaran permulaan karena pengajaran berpangkal pada apa yang diketahui oleh anak-anak.

Perkembangan Remaja

Perkembangan merupakan istilah yang menunjukkan suatu perubahan pada aspek psikis dan lebih bersifat kualitatif, seperti aspek emosi, kognisi, bahasa, keagamaan, keluwesan dalam bertindak, dan sebagainya. Pertumbuhan lebih menunjukkan  pada perubahan individu dari segi fisik dan bersifat kuantitatif, seperti pertambahan tinggi badan, pertambahan atau perubahan jumlah tulang belulang, pertumbuhan gigi, dan lain-lain.

Menurut Havighurst, tugas perkembangan adalah tugas-tugas yang harus diselesaikan individu pada fase-fase atau periode kehidupan tertentu; dan apabila berhasil mencapainya mereka akan berbahagia, tetapi sebaliknya apabila mereka gagal akan kecewa dan dicela orangtua atau masyarakat dan perkembangan selanjutnya juga akan mengalami kesulitan.

Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa. Pada masa ini, remaja mencari jati dirinya yang dapat menjawab siapa dirinya, bagaimana orang lain menilai dirinya dan bagaimana hubungannya dengan orang di sekelilingnya. Mereka akan diombang-ambing perasaan antara masih anak-anak, tetapi mereka merasa sudah dewasa. Mereka akan mencari keseimbangan dengan memainkan beberapa peran yang dianggapnya baik. Pada umumnya kesadaran identitas anak akan berkembang dari penilaian oleh kelompoknya, orang tuanya, dan oleh dirinya sendiri (Erickson). Dalam perkembangan moralnya, mereka mulai mengenal nilai-nilai rohani, seperti nilai kebenaran, keadilan, kebaikan, keindahan dan ketuhanan.

Sejarah Manajemen Pendidikan

A.    Pendahuluan
Seperti diketahui ilmu manajemen berkembang terus hingga saat ini. Ilmu
manajemen memberikan pemahaman kepada kita tentang pendekatan ataupun tata
cara penting dalam rneneliti, menganalisis dan memecahkan masalah-masalah yang
berkaitan dengan manajer. Oleh karena itu masalah ini berisikan uraian tentang perkembangan (evolusi), teori manajemen dari masa ke masa. Selain memberikan gambaran bagaimana aliran pikiran masa lalu diharapkan tulisan ini dapat memberikan sumbangan terhadap ruang lingkup dan perkembangan ilmu manajemen.
Ilmu manajemen dikemukakan ada beberapa aliran sebagai dasar pemikiran yang dibagi berdasarkan aliran klasik, aliran hubungan manusiawi dan manajemen modern yang merupakan cikal bakal teori manajemen yang berkembang terus dengan berbagai aliran lainnya. Adapun aliran pemikiran klasik dikenal dengan pendekatan proses dan produksi sedangkan aliran hubungan manusiawi lebih melihat dari sisi bagaimana sumber daya manusia yang berada dalam organisasi. Seseorang manajer hendaklah mempelajari dan memahami secara keseluruhan tentang perkembangan (evolusi) manajemen yang telah rnenghasilkan teori-teori manajemen yang muncul dari berbagai aliran, sehingga manajer dapat menggunakan teori yang paling sesuai untuk menghadapi situasi tertentu. Dengan demikian bila seorang manajer menghadapi situasi bagaimanapun kompleksnya akan dapat mencari solusi atau membuat keputusan yang baik.

Komponen Kurikulum

1.      Landasan Formal dalam Pengembangan Kurikulum Indonesia

Secara formal atau yuridis, KTSP dilandasai oleh Undang-Undang (UU), Peraturan Pemerintah(PP), sebagai berikut.

Ø  Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisidiknas (sistem pendidikan nasional).

Ø  Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2006 tentang Standar Nasional Pendidikan.

Ø  Permendiknas No. 23 Tahun 2006 tentang Standar Isi.

Ø  Permendiknas No. 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan.

Ø  Permendiknas No. 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan permendiknas No. 22 dan 23.[2]


2.      Komponen-Komponen Kurikulum menurut undang-undang no 20 tahun 2003:

                    I.  Tujuan

                   II.   Materi

                   III.   Strategi Pembelajaran

                   IV.    Organisasi Kurikulum

                    V.    Evaluasi

Manajemen Sekolah

A. Pengertian Manajemen Sekolah
Dalam konteks pendidikan, memang masih ditemukan kontroversi dan inkonsistensi dalam penggunaan istilah manajemen. Di satu pihak ada yang tetap cenderung menggunakan istilah manajemen, sehingga dikenal dengan istilah manajemen pendidikan. Di lain pihak, tidak sedikit pula yang menggunakan istilah administrasi sehingga dikenal istilah adminitrasi pendidikan. Dalam studi ini, penulis cenderung untuk mengidentikkan keduanya, sehingga kedua istilah ini dapat digunakan dengan makna yang sama.
Selanjutnya, di bawah ini akan disampaikan beberapa pengertian umum tentang manajemen yang disampaikan oleh beberapa ahli. Dari Kathryn . M. Bartol dan David C. Martin yang dikutip oleh A.M. Kadarman SJ dan Jusuf Udaya (1995) memberikan rumusan bahwa :
“Manajemen adalah proses untuk mencapai tujuan – tujuan organisasi dengan melakukan kegiatan dari empat fungsi utama yaitu merencanakan (planning), mengorganisasi (organizing), memimpin (leading), dan mengendalikan (controlling). Dengan demikian, manajemen adalah sebuah kegiatan yang berkesinambungan”.
Sedangkan dari Stoner sebagaimana dikutip oleh T. Hani Handoko (1995) mengemukakan bahwa: “Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya-sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan”.

Pemilihan Media Pembelajaran


ABSTRACT

Media pembelajaran merupakan faktor penting dalam peningkatan kualitas pembelajaran. Sehubungan dengan penggunaan media dalam proses pembelajaran, tenaga pengajar perlu cermat dalam pemilihan media yang akan digunakannya. Kriteria yang perlu diperhatikan yaitu tujuan pembelajaran, keefektifan, karakteristik peserta didik, ketersediaan, kualitas teknis, biaya, fleksibilitas, kemampuan orang yang menggunakannya dan waktu yang tersedia.
Langkah-langkah yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan media pembelajaran yaitu
1) kegiatan penerangan atau pembelajaran,
2) Tentukan transmisi pesan,
3) Tentukan karakteristik pelajaran,
4) Klasifikasi media,
5)Analisis karakteristik masing-masing media.
Dalam penggunaan media pembelajaran terdapat dua pola yang dapat dilakukan yaitu pola penggunaan di dalam kelas dan pola penggunaan di luar kelas. Adapun prosedur pokok yang dapat dilakukan dalam penggunaan media pembelajaran yaitu persiapan, pelaksanaan, dan tindak lanjut.

Media pembelajaran merupakan salah faktor penting dalam peningkatan kualitas pembelajaran. Hal tersebut disebabkan adanya perkembangan teknologi dalam bidang  pendidikan yang menuntut efisiensi dan efektivitas dalam pembelajaran. Untuk mencapai tingkat efisiensi dan efektivitas yang optimal, salah satu upaya yang perlu dilakukan adalah mengurangi bahkan jika perlu menghilangkan dominasi sistem penyampaian pelajaran yang bersifat verbalistik dengan cara menggunakan media pembelajaran.

Sehubungan dengan penggunaan media dalam kegiatan pembelajaran, para tenaga pengajar atau guru perlu cermat dalam pemilihan dan atau penetapan media yang akan digunakannya. Kecermatan dan ketepatan dalam pemilihan media akan menunjang efektivitas kegiatan pembelajaran yang dilakukannya. Disamping itu juga kegiatan pembelajaran menjadi menarik sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, dan perhatian siswa menjadi terpusat kepada topik yang dibahas dalam kegiatan pembelajaran yang dilakukannya.

Definisi Kemauan & Kreatifitas

1. Definisi Kemauan    :
Kemauan merupakan sesuatu dari apa yang dimaui, keinginan, kehendak, yang semuanya itu mempunyai tujuan tertentu yang diharapkan. Setiap individu mempunyai kemauan yang belum tentu sama dengan individu lainnya. Kemauan ini muncul karena adanya target tertentu yang dimiliki suatu individu dalam dirinya.

Contoh, seorang anak kecil yang mempunyai kemauan untuk besok kelak waktu dia sudah besar, dia ingin membahagiakan orang tuanya, selain itu dia juga ingin selalu berprestasi di kelas.

2.Definisi Kreatifitas    :
Kreatifitas merupakan kegiatan yang mendatangkan hasil yang sifatnya baru(inovatif)atau belum ada sebelumnya , segar ,menarik , aneh dan mengejutkan,berguna dan dapat dimengerti.
Kreatifitas juga berarti kemampuan yang mencerminkan kelancaran, keluwesan (fleksibilitas), dan originalitas dalam berfikir, serta kemampuan untuk mengelaborasi (mengembangkan, memperkaya, memperinci suatu gagasan (Munandar dalam Basuki, 2010).